Laman

Senin, 22 Juli 2013

Materi Kuliah Kewirausahaan (2)




07. Bagaimana Mengelola Usaha?
          Jika berbicara mengenai usaha, dalam hal ini diruang lingkup kewirausahaan, hal yang paling utama adalah mengenai konsep tentang usaha yang akan dikembangkan. Dalam pembahasan terdahulu hal-hal mengenai konsep usaha sudah diterangkan dengan terperinci, namun ada satu lagi bagian yang tidak kalah penting yang berkaitan dengan usaha yang dibangun, yaitu sistem pengendalian internal usaha tersebut. Jika berkaitan dengan internal suatu usaha, maka akan muncul dua sisi yang saling melegkapi. Sisi pertama adalah system manajerial dan sisi yang lain adalah individu sumber daya manusia dalam usaha tersebut.

          Individu sumber daya manusia merupakan partisi yang kecil namun ia merupakan penyusun system manajerial. Untuk menjadi sumber daya manusia yang mampu menjadi pelopor yang baik, ada sebuah konsep mengenai hal tersebut, yaitu konsep “BRIGHT People”. Yang dimaksudBRIGHT dalam konsep ini adalah menjadi pribadi yang siap menjadi penerang dalam suasana yang temaram dan gelap, menjadi inspirasi dan panutan dalam sebuah proses pembaharuan.
          Ada tiga kriteria dalam menuju konsep pribadi yang BRIGHT yaitu,
1.             Paradigm (paradigma)
Konsep BRIGHT people adalah untuk menjadi pelopor dan menjadi suatu contoh bagi orang banyak. Paradigm yang diangkat disini adalah paradigm positif yang selalu kita timbulkan. Ada suatu keadaa, dimana suasana hati satu orang bisa berpengaruh banyak dengan suasana suatu kelompok. Jika kita berada dalam suatu rapat, dalam rapat itu semua yang hadir dalam keadaan semangat dan penuh dengan ide yang siap dibagi. Namun, secara tiba-tiba, seorang pimpinan rapat datang dengan raut wajah yang tidak bersahabat, kucel dan benar-benar memancarkan citra negative, maka akan secara langsung merubah suasana dalam rapat itu menjadi suram dan angker. 
Oleh karena itu, maka seorang yang menuju BRIGHT ini harus mencoba menghindarkan diri dari hal tersebut. memang harus diakui, jika suasana hati dirumah amat sulit ditutupi jika dibawa keluar. Ini menjadi tantangan tersendiri dalam mewujudkan citra diri sebagai seorang yang selalu menciptakan suasan yang terang dengan citra diri yang positif. Dengan paradigma yang telah diwujudkan sedemikian rupa akan menciptakan suasana cerah tersendiri. Paradigma yang harus diwujudkan adalah mind set kita sebagai seorang yang always happy to be success.

2.            Competency (kompetensi)
Individu yang dianggap handal jika ia memiliki suatu kompetensi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Namun darimana sajakah mewujudkan kompetensi itu sendiri? Ada tiga bagian yang harus dipahami dan menjadi dasar pembangunan kompetensi diri, yaitu;
Brain: berkaitan dengan intellectual Capital. 
Dua modal dasar dari intellectual capital disini adalah knowledge dan skill. Seseorang yang berpendidikan tinggi dianggap memiliki knowledge atau pengetahuan yang tinggi pula, namun kebanyakan masih kurang dalam skill. Untuk mewujudkan keseimbangan diantara keduanya, maka ada hal-hal tambahan yang harus dicapai pula. Misalnya, mengumpulkan sertifikat pelatihan atau seminar-seminar tertentu. Targetkanlah jumlah sertifikat yang hendak kita dapat agar ada tujuan yang jelas dan terarah.

Right: berkaitan dengan Spritual Capital. 
Selain mengenai kriteria jasmani, perlu juga “kehandalan” rohani. Right diartikan sebelah kanan yang berarti hal yang baik, pernyataan tepat, benar dan hal posotif lainnya. Jadi semua menekankan pada kemampuan kita dalam menilai dan menjalankan kebenaran.

Talent: berkaitan dengan passion seseorang. 
Seseorang yang minatnya telah ia tentukan dan arahkan, tentu akan dengan sungguh-sungguh mewujudkannya. 
Seseorang akan selalu berharap dan berusaha mencari hal-hal yang mendukung passion dan sesuai dengan passionnya agar semuanya dapat maksimal.
Brain menyumbang 30% dari keseluruhan kompetensi, sedangkan 70% merupakan bagian dari Right dan Talent. Dalam dunia pendidikan tinggi di Indonesia, kebanyakan yang dipacu adalah 30% itu, sedangkan 70% sisanya hampir tidak diuji dan dilatih. Para mahasiswa harus melatih dan menemukan 70% faktor itu sendiri dan sangat rawan salah arah. Selain itu, kompetensi ini harus dibuktikan dan harus siap diuji jika sudah lepas dari dunia pendidikan.

3.            Behavior
Kebanyakan orang-orang dalam memberikan sesuatu selalu mengharapkan ada balasan atau meminta imbalan secara langsung dari apa yang ia kerjakan. Namun yang ditekankan dalam behavior disini adalah, bagaimana kita menjadi pribadi yang mengutamakan “giving” se-optimal mungkin. Sedangkan dalam tindak lanjutnya, membiarkan seseorang memberikan penilaian dari apa yang telah kita kerjakan. Dengan begitu, kita memiliki “nilai” lebih dan mendapatkan image sebagai seseorang yang kehandalannya dapat  diacungi jempol.

Setelah faktor-faktor BRIGHT diatas telah siap, maka kita akan siap terjun langsung ke sisi manajerial dan sistem. Disini, kita dapat berperan sebagai seorang pemimpin. Pemimpin dan memipin adalah kemampuan pokok dalam mengembangkan diri sesuai dengan jiwa kewirausahaan.
Berkaitan dengan suatu sistem manajerial, maka akan berkaitan erat pula dengan visi dan misi. Visi adalah ingin menjadi apakah kita? Sedangkan misi, dalam menyimpulkannya ada lewat beberapa pertanyaan mendalam seperti, mengapa kita berada dalam suatu sistem manajerial? keuntungan apa sajakah yang bisa didapat? Dari sini kita akan mengenal dan menilai, rekan yang mampu dan sesuai yang dapat kita ajak dalam menjalankan sistem manajerial tersebut.
Sebuah analogi mengenai bright people ini adalah tentang lampu neon. Lampu neon akan menyala terang jika daya dan tegangannya sesuai. Jika terlalu rendah dayanya, nyalanya akan redup, dan jika terlalu tinggi dayanya akan cepat putus. Know yourself, carilah bidang yang sesuai dengan kompetensi anda. 
Jangan memaksakan diri dengan standar yang terlalu tinggi jika tidak ingin menyebabkan stress karena kita tidak mampu. Dan, jangan mencari yang terlalu rendah jika kita mampu lebih, karena akan percuma jika pikiran yang cemerlang hanya berkutat dengan hal-hal yang terlalu rendah.


06. Marketing dan Sales

Dimanakah letak “Marketing” dan “sales”?
          Hal ini pasti pernah membayang dibenak masing-masing individu, khususnya bagi mereka yang baru pertama kali mengenal istilah-istilah bisnis dan ekonomi. Namun, secara keseluruhan, masih banyak pula masyarakat yang belum mengerti antara “Marketing” dan “Sales”. Banyak pula yang mensalah artikan kedua arti ini sehingga banyak yang terjebak saat seseorang dihadapi dalam pilihan pekerjaan yang mencantumkan kedua pilihan ini.
pengertian dari “Marketing” atau pemasaran, adalah Suatu proses kegiatan menyeluruh dan terpadu serta terencana, Yang dilakukan oleh institusi untuk menjalankan usaha guna memenuhi kebutuhan pasar dengan cara membuat produk, Menetapakan harga, Mengkomunikasikan, Dan mendistribusikan melalui kegiatan pertukaran untuk memuaskan konsumen dan perusahaan. Sedangkan pengertian dari istilah “Sales” atau penjualanadalah : menawarkan sesuatu produk kepada konsumen, sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan untuk menjadikan seseorang sebagai customer atau langganan. 
Jadi arti sales di sini adalah penjualan.. Jika dianalogikan, kedua istilah ini seperti hubungan antara OTAK dengan ANGGOTA TUBUHlainnya. Otak 
sebagai pusat kendali pikiran dan aktivitas sama dengan fungsi dari“Marketing” sedangkan anggota tubuh
lainnya yang menerima komando dari otak dan bergerak sesuai perintahnya sama dengan fungsi “Sales”. Hubungan kedua hal ini saling berkaitan erat dan berkesinambungan. Dengan kata lain, jika strategi dalam “Marketing” sudah tepat maka proses “Sales” akan berjalan dengan baik pula.

Strategi “4P”
          “4P” adalah sebuah strategi dalam pemasaran suatu produk. Apa sajakah 4P tersebut?
-          P-rogram
Untuk menarik minta konsumen, perlu ada sebuah atau sesuatu yang unik yang membedakan produk kita dengan produk yang lainnya. Dalam memasarkan produk bisa dikemas dengan program-program tertentu. Program ini bisa masuk kedalam program jangka panjang dan jangka pendek. Misalnya, dibentuk sebuah komunitas pengguna produk tertentu, dengan spesialisasi jika tergabung dalam kelompok tersebut akan mendapat keuntungan tersendiri. Program-program bisa dirancang semewah, atau sesederhana mungkin, yang terpenting adalah keberlanjutan dari program-program yang telah berjalan (konsistensi).

-          P-rice
Harga merupakan faktor yang vital dalam proses memasarkan suatu barang. Tidak selamanya barang-barang yang harganya murah menarik dan selalu laku dipasaran. Di masa sekarang ini, strategi yang tepat tentang harga adalah kemampuan menjual manfaat dari produk itu. Harga yang mahal tidak menjadi halangan jika nilai manfaat yang kita jual lebih tinggi dan kita mampu meyakinkan konsumen akan hal itu. Selain itu, kualitas barang juga menentukan kesesuaian harga.
 harga yang tinggi harus sebanding dengan kualitas yang baik pula.

-          P-romotion
Promosi yang gencar amat diperlukan untuk menarik minat konsumen. Promosi sangat penting agar konsumen terlebih dahulu mengenal produk kita. Cara promosi yang baik adalah dengan membuat konsumen yang kita tuju menjadi penasaran dengan produk yang kita tawarkan. 
Promosi yang paling sederhana adalah dengan kita terlebih dahulu memakai produk kita sendiri, dan pengiklanan dari sekitar daerah terdekat. Selain itu promosi yang baik tidak hanya “Wah” didalam title-nya saja, tetapi juga harus dapat benar-benar menunjukan kualitas produk.

-          P-lace
Tempat kita menwarkan produk juga berpengaruh secara keseluruhan. Produk yang berteknologi tinggi dan membutuhkan koneksi internet yang kuat tidak bisa dipasarkan didaerah-daerah pedalaman karena nilai kegunaannya akan tidak terlihat. Dalam
memasarkan produk harus terlebih dahulu disesuaikan tempat untuk memasarkannya. Dengan tempat yang tepat, diharapkan dapat pula menarik konsumen yang tepat pula. Selain itu, tempat pun bisa menjadi nilai jual tersendiri. Jika mampu menjual “suasana” dari tempat pemasaran, hal ini akan berpengaruh pula dengan promosi produk tersebut     

       Dalam kehidupan seharihari masyarakat, khususnya di Indonesia, ada banyak pandangan yang masih keliru mengenai “wirausaha sejati” itu. Masyarakat dihadapkan dalam kesimpang-siuran mengenai bentuk wirausaha yang sebenarnya dengan bentuk usaha lain yang merupakan perpanjangan dari teknik marketing atau pemasaran. Masyarakat sekarang ini lebih banyak menjumpai suatu bentuk usaha yang sedang booming sekarang ini, yaitu “MLM”, atau Multi Level Marketing. 


Pengertian dari Multi Level Marketing sendiri, “adalah suatu cara atau metode menjual barang secara langsung kepada  pelanggan melalui jaringan yang dikembangkan oleh para distributor  lepas yang memperkenalkan para distributor berikutnya  pendapatan dihasilkan terdiri dari laba eceran dan laba grosir  ditambah dengan pembayaran-pembayaran berdasarkan penjualan  total kelompok yang dibentuk oleh sebuah distribut” (Peter J .Clathier). Menurut David Roller (1995) definisi atau pengertian Multi Level Marketing (MLM) adalah “sistem melalui mana sebuah induk perusahaan  mendistribusikan barang atau jasanya”.
Dari kedua pengertian tersebut, definisi dari Multi Level Marketing adalah“merupakan suatu metode menjual barang / jasa secara  langsung (direct selling) kepada konsumen melalui jaringan yang dikembangkan  oleh distributor yang memperkenalkan distributor berikutnya, di mana keuntungan  dibagi atas jaringan di bawahnya”.
       Sebagian besar masyarakat menganggap bahwa “MLM” adalah sama denganwirausaha. Namun apakah hal ini benar? Jawabannya adalah keliru! Yang dimaksud dengan wirausaha atau kewirausahaan sejati adalah, saat kita mampu mendirikan usaha kita tapi di satu sisi kita mampu pula menciptakan wirausahawan-wirausahawan baru. Sedangkan dalam “MLM”, hal ini amat sangat jarang terjadi. Yang banyak terjadi adalah hanya sebatas “proses perpanjangan tangan” dari seorang supplier untuk memperluas jaringan pemasarannya. Paling jauh adalah sampai tahap sales atau penjualan. Sebenarnya, kewirausahaan dalam system “MLM” hanya dimiliki oleh sang OWNER dari brand yang dipasarkan, sedangkan bagi mereka pihak pemasar produk “MLM” yang seolah mempunyai sebuah “wirausaha”? anda bisa menjawabnya sendiri, 
       Yang lebih penting dalam suatu kewirausahaan adalah bukan seberapa besar omzet dalam periode tertentu. Dalam berjalannya suatu bisnis yang dilandasi semangat kewirausahaan sejati, ada suatu hal atau bekal yang diberikan kepada orang-orang yang lebih membutuhkan. Dari suatu bekal yang telah kita berikan, tujuannya adalah menciptakan kemandirian.

 Saat seseorang yang telah diberikan bekal yang cukup berupa pengetahuan dari bisnis yang kita jalankan, berikan kesempatan untuk orang tersebut mencoba mengembangkan usahanya sendiri. Hal ini juga berkaitan dengan memberikan kepercayaan terhadap seorang yang kita percaya bahwa ia adalah partner kita. Ini adalah salah satu bagian terpenting dalam kewirausahaan yang kita jalankan, yaitu “kemauan kita memberikan kesempatan untuk orang lain mengembangkan potnsi dasar yang telah diberikan”. Hal ini yang mampu membentuk wirausahawan lainnya.
       Berkaca dari hal tersebut, ini mampu menciptakan suatu hubungan simbiosis yang baik satu sama lain. Kewirausahaan sejati bisa dikatakan pula sebagai gabungan dari pengembangan bisnis yang alami dengan berdasar pada hati nurani dan kekeluargaan. Seperti dikatakan sebelumnya, saat kita mampu membentuk seorang wirausahawan bar, secara otomatis juga telah kita ciptakan seorang rekan baru pula. Dalam konteks ini, hubungan antar partner yang saling menguatkan karena didasari dengan rasa kekeluargaan. 
Analoginya sama seperti saat kita sebagai seorang kapten kapal yang sedang menghadapi badai, akan lebih baik jika kita mempunyai rekan-rekan yang dapat kita percaya dan mau bersama-sama menghadapi badai tersebut. 


 “jika diri sendiri ingin tegak, maka bantulah orang lain untuk tegak bersama”, demikianlah konsep dari kewirausahaan sejati ini.

04. I D E
          Dalam mengembangkan sesuatu hal, dalam hal ini produk, dibutuhkan yang kita sebut sabagai “IDE”. IDE merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses kehidupan manusia. IDE yang cemerlang selalu dibutuhkan saat kita sedang mencari solusi dalam memecahkan masalah. Apapun jenis kegiatan, pekerjaan, usaha manusia untuk kelangsungan hidupnya tidak pernah terlepas dengan istilah IDE. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ide adalah rancangan yang tersusun di pikiran. Artinya sama dengan gagasan atau cita-cita. Ide dalam kajian FilsafatYunani maupun Filsafat Islam menyangkut suatu gambaran imajinal utuh yang melintas cepat. Misalnya ide tentang sendok, muncul dalam bentuk sendok yang utuh di pikiran. Selama ide belum dituangkan menjadi suatu konsep dengan tulisan maupun gambar yang nyata, maka ide masih berada di dalam pikiran.
          Diatas merupakan IDE secara keilmuan dan teoritis, dalam kweirausahaan, IDE diperlukan untuk menciptakan sesuatu yang memiliki“NILAI JUAL (sellable)” dan juga “MEMBERIKAN KEUNTUNGAN (profitable)”. Dalam prosesnya, dari ide akan dikembangkan sesuatu hal yang baru atau merubah hal-hal lama menjadi lebih menarik. Hal ini tentu dipengaruhi oleh daya inovasi dan kreatfitas seseorang.
          Diharapkan, dengan terciptanya sesuatu yang baru akan menciptakan suatu “DEMAND” atau permintaan tersendiri terhadap suatu produk. Dari sejumlah permintaan ini akan beranjak kepada suatu“pasar pemasaran”tertentu. Jika diruntut lebih kedepan lagi, dari adanya suatu pasar yang diawali dari sebuah permintaan terhadap suatu produk, maka akn tercipta sebuah industri. Dari industri inilah kewirausahaan akan berpengaruh dan menciptakan pasar tersendiri. 
          Berdasar dari kemampuan mengolah IDE tersebut, maka untuk kewirausahaan kali ini diberikan sebuah studi langsung dengan menciptakan suatu produk dari barang daur ulang dan diharapkan ramah lingkungan. Sesuatu yang berasal dari barang bekas ini harus diperbaharui lagi menjadi memiliki “NILAI GUNA” atau “FUNGSI”. Sebagai tambahan yang utama, sesuatu yang telah bekas itu kadang kurang menarik, maka harus ada penambahan nilai “DAYA TARIK” dalam pembuatannya, agar tercipta “DEMAND” terhadap barang tersebut.
          Dalam menganalisis suatu karya produk ini, perlu dianalisis juga mengenai S.W.O.T, yaitu Strength, Weakness, Opportunity dan Treat. 


- Strength, atau kekuatan, yaitu kekuatan dari produk yang kita ciptakan. Mencakup keunggulan dari produk lain dan hal-hal yang membedakan dari produk lainnya.
- Weakness, atau kelemahan, yaitu suatu kekurangan yang dimiliki oleh produk kita. Hal ini perlu disadari untuk meminimalisir kerugian dan juga kemampuan bersaing dalam pasar yang telah ada.
- Opportunity, atau kesempatan, yaitu dari perbedaan produk kita dengan yang lainnya, harus diketahui pula celah-celah kesempatan menempatkan keberadaan produk kita dipasar.
- Treat, atau ancaman, adalah sesuatu hal yang menjadi celah negatif untuk pesaing maupun keadaan pasar yang mengancam keberadaan pasar produk kita.
Dengan kita mengetahui setiap hal tersebut, diharapkan akan menjadi bekal untuk kita menentukan perencanaan dan langkah selanjutnya kedepan nanti dalam mengembangkan produk kita. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar